Sunday 3 November 2013

Mungkin Bukan Jodohku

Cerpen Persahabatan Islam - MUNGKIN BUKAN JODOHKU


Karya Mardiono

Usai mengikuti pengajian rutin disekolah tempat mereka mengajar.

“ Luna, gak biasanya kamu gini. Apa kamu sakit ? koq kelihatannya dari tadi melamun terus “ Tanya Rahmi sambil jalan menuju ke rumah.
“ seandainya kamu tahu apa yang ada dihatiku Rahmi, kau pasti gak akan terima ini…” gumam Luna dalam hati.

“ hallo….” Tegur rahmi membuyarkan lamunannya. “ ha, oh,. Ehm… gak papa kok mi, oh ya gimana? tadi malam jadi kerumah Bu Zuraidah ?, trus gimana hasilnya ? “ jawab Luna mengalihkan pembicaraan. “ sudah kubilang. Untuk sekarang ini, aku belum mau memikirkan hal itu. Pernikahan merupakan suatu hal yang sakral, yang harus kita jalani dengan serius, karena itu bukan sementara, tapi untuk selamanya…” ucap rahmi sedih.

Ia terus memikirkan ayahnya yang sakit – sakitan. Ia masih ingin terus mengurusnya. Ia tak tega kalau harus meninggalkannya. Sementara Bu Zuraidah, ketua yayasan mereka, ingin menjodohkan Rahmi dengan salah satu guru disitu.

“ Rahmi, aku ngerti kok perasaanmu. Tapi cobalah kamu istikharah meminta petunjuk kepada Allah. Kesempatan tidak datang dua kali. Pak Ferdhi sangat cocok untukmu. Dia seorang Da’i. Kami semua guru – guru disini mendukung..” ucap Luna membesarkan hatinya, sambil menghapus setetes air mata Rahmi yang tiba – tiba saja jatuh mengingat ayahnya yang sedang sakit. Mereka berhenti sesaat. Sebenarnya Luna tidak tega kalau harus merebut ferdhi dari tangannya karena Rahmi begitu akrab dengannya.

***

Malam itu.
Kepala luna sakit sekali, mengingat ucapan yang baru saja didengar. Ia menangis. Masih terngiang ditelinga ucapan ibunya. “ Luna, kapan lagi kamu menikah…?, sudah dua adikmu yang melangkahimu, cepat – cepatlah kamu cari jodoh. Ibu sudah ingin menimang cucu dari kamu..” Ia masih duduk terdiam ditempat tidur, melihat fhoto kekasihnya. Selaksa raut wajah dan tragedi itu terputar kembali mengenang masa lalunya.

Pesta yang megah telah digelar. Seratus undangan lebih telah tersebar. Tapi bukannya mempelai laki – laki yang datang, malahan seorang lelaki berkumis tebal, berbaju seragam cokelat dan bertitel, datang dan menanyakan kejelasan KTP yang diberikan. Korban kecelakaan lalu lintas.

Gaun kebaya yang masih melekat, menjadi saksi perpisahan mereka dirumah sakit. Sang calon suami hanya diam terbujur lemas bersanding infus dan hirupan oksigen yang melekat di wajahnya.

Ia mengejar dokter usai proses operasi. Namun dokter berkata, “ hanya ini yang sanggup kami lakukan. Tuhanlah yang menentukan segalanya. “ ucap dokter itu sedih penuh penyesalan.

Mendengar itu, perasaan bahagia dan cinta yang telah terbangun lama, kini roboh berserakan.

Jilbab yang anggun, tak lagi tertata rapi oleh sedihnya. Lututnya melantai. Derai air matanya tak kunjung henti. Dalam hati ia ingin berteriak,
ya Rabb…. Kenapa kau timpakan ini padaku? Sepertiga malam ia habiskan untuk bermunajat kepada Allah swt. Ia terus menangis, memohon pada yang Kuasa, agar dimudahkan jodohnya. Sebenarnya beberapa calon telah ditawarkan kepadanya.

Ada yang pengusaha, PNS, angkatan, bahkan ada yang ingin melamarnya seorang konglomerat. Namun semua itu ia tolak. Apalah artinya harta yang melimpah apabila tidak dilandasi keimanan dan ketaqwaan yang dapat mengokohkan bahtera rumah tangga.

Semua itu ia tuangkan dalam diary mungil, selepas tahajjudnya.

*

Fajar sidik mulai membangunkan sang mentari dari peraduannya. Selesai sholat subuh, ia tidur kembali.
“ Luna, kamu gak ngajar ?, sekarang sudah jam delapan..” ibunya membangunkan dengan lembut. “ astaghfirullah…” ucapnya tersentak saat mendengar jam delapan.

Langsung ia berberes dan mempersiapkan segala sesuatunya. Bukupun asal sahut saja tanpa melihat – lihat lagi yang mana yang akan diajarkan nanti.

*

Ferdhi tiba di sekolah telat. Ia melihat Madrasah sepi. Beberapa orang tua menggandeng tangan anaknya kembali pulang.
“ kenapa pulang bu?” Tanya ferdhi penuh penasaran, sambil memarkir sepeda motornya dan melepas helm dari kepalanya. “ lho kok Bapak gak pergi?, ayahnya bu rahmi sekarang sedang kritis di rumah sakit.
Semua guru menjenguk kesana. Anak – anak hari ini diliburkan.” Jawab orang tua murid. Ferdhi langsung balik arah menuju rumah sakit
.

Tapi ketika ia sampai disimpang, angkot warna putih berhenti didepannya. Luna turun tergesa.
“ Bu Luna.. ,” panggil Ferdhi mengejutkan. Baru saja Luna membayar ongkos pada pak supir.
“ ada apa pak?” Tanya Luna heran. Jarang sekali Ferdhi mau ngobrol dengan rekan guru akhwat. Kecuali ada sesuatu hal yang sangat penting.

Dengan singkat ferdhi memberitahukan kabar yang ia dapat. Merekapun bergegas ingin pergi ke rumah sakit. Luna sangat segan dan ragu, ingin minta bonceng. Begitu juga ferdhi. Ia sangat menjaga hijab.

Mungkin ia lebih baik memberikan sepeda motornya untuk luna kendarai, daripada harus memboncengnya. “ Bu Luna naik angkot saja ya?” “ ya pak. Gak papa, Bapak duluan saja. Nanti saya menyusul. “ Madrasah sunyi. Semua murid – murid sudah dijemput oleh orang tuanya.

Ada juga yang pulang sendiri karena rumahnya dekat. Ferdhi tidak tega harus meninggalkannya luna sendirian. Iapun menunggu Luna sampai dapat angkot.

Satu setengah jam mereka menunggu angkot. Tetap tak tampak melintas. Angkot lintas ke madrasah memang sangat jarang. Satu – satu. Apalagi kalau sudah jam delapan keatas. Tidak ada sewa. Para pekerja dan pelajar sudah berada ditempatnya masing – masing.

Angkot – angkot itu juga menunggu sewa diterminal sampai penuh, baru mau berangkat. Mereka resah. Entah apa yang sudah terjadi dirumah sakit sana. Mereka ingin segera kesana.

Ferdhi juga bingung. Satupun becak juga tak ada yang muncul. Kalaupun ada, sudah berisi kian penumpang yang ia bawa dari tempat mangkal.

Mentari semakin meninggi. Mereka tidak mungkin melama – lamakannya. Saat darurat, segala sesuatu yang tidak boleh menjadi boleh.

Gak mungkin ferdhi meninggalkan Luna sendiri ditempat yang sepi. Ferdhi mempersilahkan Luna naik disepeda motornya.

Mereka segera meluncur. Ferdhi cukup tangkas menerobos mobil – mobil besar yang mengangkut pasir dan batu. Luna juga tahu batas.

Tidak seperti remaja sekarang pada umumnya. Gak tahu malu. Boncengan dengan bukan muhrimnya. Memeluknya layaknya suami istri. Bahkan mungkin suami istripun malu melakukan itu ditempat umum.

Dasar zaman edan !!



Dus, mereka sampai dirumah sakit. Sejurus kemudian, mereka menemui guru – guru lainnya yang telah lama berada disana. Keluarga Rahmi berada didepan ruang gawat darurat.

Spontan Bu Zuraidah mendekati Ferdhi dan menggiringnya ke sudut ruangan. “ Pak Ferdhi, mungkin hanya Bapak yang dapat menyelamatkan ini. Rahmi sedari tadi pingsan belum siuman. Ia sangat takut ayahnya meninggal. Dari sekian orang saudaranya, hanya Rahmi-lah yang paling disayang oleh ayahnya” ucap Bu Zuraidah penuh pengharapan dan sedih.

Ia melanjutkan.. “ sebelum ayahnya sakit, ayahnya berpesan bahwa ia ingin melihat Rahmi menikah sebelum ia pergi…, entah apa maksudnya. Tolonglah Pak Ferdhi, Rahmi orangnya ta’at, ia sabar dan sebentar lagipun akan diwisuda. Cocok untuk jadi da’iah pendamping pak Ferdhi”, jelasnya runut, mendesak penuh harapan.

Wajahnya memelas. Sebenarnya telah lama juga Ferdhi jatuh hati pada Rahmi. Ia beda dengan guru – guru yang lainnya, yang hanya memakai jilbab dan rok saat mengajar saja.

Bahkan rahmi sering ikut pengajian rutin ibu – ibu arisan yang diisi oleh Ferdhi. Jilbabnya yang menjulur lebar, baju gamisnya yang longgar dan panjang, mampu menusuk hati Ferdhi bagai panah asmara.

Seketika itu juga Bu Zuraidah mengurus tuan kadi dan mahar yang ala kadarnya. Asal ini berlangsung. Sementara itu, Luna terus mengipasi Rahmi yang tengah pingsan di ruang tunggu dengan buku yang asal cabut dari tasnya.

Tapi tiba – tiba saja tangan Luna di tarik oleh salah satu guru yang lain, sebentar keluar.
Kondisi ayah Rahmi semakin parah. Buku yang dipakai luna untuk mengipas, tertinggal disamping Rahmi yang mulai sadar.
Tanpa sengaja rahmi membuka buku itu. Wangi penuh hiasan stabilo dan tinta warna. Itu buku diary Luna. Ia buka halaman terakhir…

Jum’at, 22 januari 2010 Pukul 03: 15 ……..

“ ya Rabb, seandainya aku boleh menjual diriku, akan kuberikan seluruh jiwa dan ragaku untuknya seorang. Aku mencintainya karena keimanan dan ketaqwaannya. Namun aku tak mau menjadi pagar makan tanaman. Biarlah pak Ferdhi bahagia dengan Bu Rahmi. Rabbighfirli ala kulli dzunubi..

*

Semua berkumpul diruang UGD. Termasuk Rahmi yang dibopong masuk oleh guru yang lain.
Bu Zuraidah sudah mengkonfirmasikan ke dokter yang menangani ini. Iapun mendapat izin.

“ayah !! bangun ayah. Sekarang Rahmi akan penuhi permintaan ayah…” ucapnya sesenggukan dengan terus mengharap jawaban.

Air matanya tak terbendung. Tuan kadi, Ferdhi, Bu Zuraidah, Luna dan rekan guru lainnya juga cemas. Namun jawaban yang keluar, lain dari apa yang diharapkan.

Titttttttt……

Gambar gelombang deteksi jantung dilayar monitor bergaris lurus.

Innalillahi wa inna lillahi roji’un…

Suasana haru pilu berkelebat dalam ruangan itu. Ferdhi, Luna, Bu Zuraidah, tuan kadi, rekan guru dan beberapa suster yang direncanakan akan jadi saksi nikah, melihat Rahmi yang tengah sedih tak karuan.


Ia memeluk ibunya dan terus menangis. Tak ada yang berani mengusik mereka. Cepat – cepat Ferdhi membenahi posisi ayahnya.
Mengatur perlengkapan mayat seadanya. Sementara Bu Zuraidah menyelesaikan administrasi rumah sakit agar jenazah ayahnya cepat dibawa pulang.

Tapi Luna, ia hanya bisa melihat sosok sahabat karibnya tengah berkabung. Kasihan. Dalam beberapa minggu ini Rahmi terus sedih memikirkan ayahnya.

Luna mendekati Rahmi. Ia memeluknya. Sesaat hanyut dalam kesedihan.

“mi, kamu harus ikhlas ya. Semua ini sudah kehendak yang kuasa..” ucapnya berusaha menyeka air mata Rahmi dipipinya.

Setelah selesai memposisikan jenazah, Ferdhi pun menghampiri mereka. Ia memberi semangat agar terus positif menatap hidup ke depan.

Namun semua itu tetap tak dapat melunturkan kesedihan rahmi. Tatapan matanya kosong. Fikirannya buntu. Tapi entah kenapa, saat melihat mereka berdua, ia jadi teringat dengan tulisan yang sempat ia baca di diary Luna tadi.

“Setidaknya aku bahagia melihat kalian berdua bahagia” ucap Rahmi yang tiba – tiba bereaksi.

Ia menarik tangan Luna dan Ferdhi yang beralaskan baju kokonya. Begitu juga saat disatukan. Tangan Ferdhi diletakkan ditangan yang berbalut gamisnya. Luna masih bingung

“aku sudah membaca buku diary mu na, aku ingin kalian menikah”. Lanjut Rahmi pasrah.

Semua yang mendengar bergetar heran dengan keputusan rahmi. Bu zuraidah menatap penuh kebimbangan. Bahagia dalam pilu. Dua sahabat yang saling mencintai karena Allah.

Didepan rahmi, tuan kadi menjalankan prosesi akad nikah untuk Luna dan Ferdhi. Sungguh mulia hati Rahmi. Disaat kekalutannya ia masih bias memikirkan orang lain.


Tahajjud luna tak sia – sia. Allah tidak tidur. Ia maha tahu isi hati hambanya. Dan cintapun merebak dengan ikhlasnya.

Thursday 31 October 2013

JATUH CINTA MENDEKATKANKU PADA ALLAH

iseng-002.jpg JATUH CINTA MENDEKATKANKU PADA ALLAH
Karya Kiki Ramadhan

“Gubrak”Aku menabrak sesuatu dihadapanku membuat semua buku-buku di gengamanku terjatuh.

Siapakah sosok yang ku tabrak ini, mencoba menoleh kearahnya. Nampaknya seorang pria tinggi, berkulit putih dan berkaca mata.

“hati-hati” ucapnya melepas senyum dari dua belah bibirnya.

Aku menatap wajahnya dalam-dalam. Bibirku berat untuk berucap seperti ada sebuah sengatan listrik yang menyambarku, nafasku begitu berat, jantungku seakan sejenak terhenti.

“kamu gag kenapa-kenapa kan ?” tanyanya meyadarkan lamunanku.
“gag kok”balasku seraya membungkuk memunguti buku-bukuku yang terjatuh.

Ku lanjutkan langkahku. Teringat sosok pria yang ku tabrak tadi, siapakah gerangan dirinya, terbayang selalu ingatan senyum manisnya yang begitu menawan. hemmm..

Mungkinkah aku jatuh cinta ???.

* Pagi jakarta, Aku membuka jendela kamarku.
Malam telah berganti pagi, menyisakan embun pagi yang akan segera hilang tertelan hangatnya mentari. Kicauan burung terdengar mengalun, memberikan keindahan pagi ini.

Sebentar menghampiri laptop, membuka account facebook kemudian bergegas mandi untuk segera pergi sekolah. Tiga jarum Jam tanganku sudah menunjuk pukul 06.30 pagi.

Setelah menyantap beberapa potong roti, segera aku melangkah menuju sekolah.
Aku menyusuri lorong sekolah menuju kelas namun sebelumya aku harus melewati perpustakaan, laboratorium dan ruang guru. Ketika aku melewati ruang guru, aku melihat sosok pria yang kutabrak kemarin.
Nampaknya ia baru saja keluar dari ruang guru.

“Hey..” Panggilku menghampirinya.
“Assalamualaikum” ucapnya berbalik menyapaku.
“Walaikumsalam” balaskku.
“ada apa yah ?”
“ga kok, kenalkan aku Kheisya Azahra” ucapku mengulurkan tangan.
“saya, Mohammad Ikhwan” jawabnya.
Merapatan kedua telapak tangannya di dada.
“salam kenal” menarik lagi uluran tanganku.

Aku mengerti mengapa ia tidak membalas uluran tanganku karena mungkin aku bukan muhrim baginya.

“sudah dulu yah sya, bel masuk sebentar lagi berbunyi” putusnya berlalu meninggalkanku.
Hatiku berbunga-bunga, rasanya bahagia bukan kepalang. Aku seperti mendapat sebuah hadiah terindah karena aku bisa berkenalan dengannya.

Hemm.. ini membuatku semakin ingin tahu siapakah sebenarnya sosok Ikhwan itu. Duduk bersandar di bangku taman sembari menimati snack yang baru saja kubeli dikantin bersama sahabatku Mirna. Kebiasaan inilah yang kulakukan menghabiskan jam istirahat. Sejurus kemudian aku melihat Ikhwan keluar dari kelasnya. Untuk kedua kalinya aku mencoba menghampirinya.

“Mirna, gue kesana dulu sebentar” ucapku meninggalkan Mirna.
“oke” balasnya.

Aku mengikuti langkah Ikhwan . Nampaknya ia menuju mushola yang berada di ujung sekolah tepat di sebelah ruang osis.

“Kheisya, ” sapa Ratna menghampiriku.
“mau shalat Dzuhur?”
“gag, aku gag bawa mukena”jawabku.
“Ratna kenal sama Ikhwan ?”
“oh ka Ikhwan, dia ketua rohis disini. Memangnya ada apa kamu tanya ka Ikhwan ?”
“gag kenapa-kenapa kok. Aku boleh masuk rohis gag ?”
“boleh saja kok, rohis terbuka untuk siapa saja. Kamu datang saja kesini setiap hari minggu jam sembilan pagi mengenakan pakaian muslim”ujarnya.
“oh begitu yah,. Okeh deh, makasih yah”
“iyah sama-sama, kamu jadi Shalat gag ? ini pakai mukenaku”
“gag, lain kali ajah”putusku meninggalkan Ratna.

* Minggu pagi tepat jam sembilan aku datang kesekolah.
Semenjak aku mengetahui bahwasanya ka Ikhwan adalah ketua rohis, kini aku tertarik dengan kegiatan itu.

“kheisya sini..”panggil Ratna dari dalam mushola ketika melihat kedatanganku. Segera aku menghamprinya.
“sya, pakai kerudungmu” pinta Ratna padaku.
“aku gag bawa”
“yasudah ini aku pinjamkan” ucapnya mengeluaran kerudung dari dalam tasnya kemudian memberikannya padaku. Aku mengenakan kerudung pemberian Ratna.
Baru kali ini aku merasakan menggunakan kerudung lagi setelah lama tidak pernah menggunakan. Terakhir ku ingat saat duduk dibangku sekolah dasar dulu, itupun hanya setiap hari jum’at saja.

Tidak lama aku duduk, ka Ikhwan datang bersama dua orang laki-laki yang tidak aku kenal. Kemudian mereka duduk bersila diantara kami. Mengetahui kedatangan ka Ikhwan segera Ratna menghampirinya.

“Assalamualaikum Ka Ikhwan” sapa Ratna.
“Walaikumsalam, ada apa Ratna ?” balasnya.
“Ada sahabat kita yang baru bergabung, namanya Kheisya Azahra” Ratna meperkenalkanku. Jari jempolnya menunjuk kearahku. Ka Ikhwan hanya menolehkan wajahnya kearahku kemudian memberikan senyum.
Akupun hanya tersenyum seraya mengangguk membalas senyumnya. Waktu begitu cepat berlalu, Dzuhur telah datang dan Azan telah di kumandangkan. Kami shalat berjamaah kemudian membaca beberapa ayat Al- Qur’an, ditutup dengan Dzikir bersama dan kamipun di pulangkan.

* Sebulan telah berlalu.

Kini aku semakin dekat dengan sosok ka Ikhwan dan bukan hanya itu semenjak aku bergabung dengan kegiatan rohis kini aku mulai rajin pergi ke mushola, rajin melakukan ibadah,dan telah memakai pakaian muslim setiap pergi sekolah. Tentunya semua ini aku lakukan atas dasar rasa sukaku dengan ka Ikhwan.

Dialah yang mebuat aku benar-benar berubah. Semakin hari kini rasa sukaku itu makin memuncak, ingin segera rasanya aku ungkapkan.
Namun apakah ka Ikhwan akan menerima cintaku.

Jam istirahat aku mengahmpiri ka Ikhwan yang sedang asyik duduk di kantin. Kini saatnya aku ungkapkan semua yang aku rasakan padanya.

“Assalamualaikum ka Ikhwan, Kheisya mau ngomong sesuatu sama kakak” ucapku membuka obrolan.
“Walaikumsallam, iyah ada apa sya ?”
“ka Ikhwan sebenarnya kheisya suka sama kakak, semenjak saat pertama aku nabrak kakak dulu. Dan semua yang kini kheisya lakukkan merupakan cara agar kheisya bisa dekat sama kakak. Entahlah mungkin Allah tidak akan pernah menerima ibadah Kheisya karena selama ini maksud dan tujuannya hanya untuk bisa kenal sama kakak dan kakak bisa suka sama Kheisya. Sekarang aku mau ungkapkan persaan ini sama kakak dan apakah kakak mau menerima cinta Kheisya” jelasku.
“kakak gag percaya dengan apa yang kakak dengar, kenapa kamu harus melakukan semua ini sya” balasnya seperti tidak percaya.
“mohon maaf sya, kakak tidak bisa menerima cintamu karena kakak sudah memutuskan untuk tidak pacaran dan memfokuskan diri pada ujian nasional nanti”
“iyah ka, Kheisya mengerti dan Kheisya juga tahu kalau selama ini Kheisya salah”
“gag ada yang salah kok sya. Seharusnya kamu bersyukur sama Allah, mungkin inilah caraNya untuk mendekatkan kamu padaNya. Sekarang, kamu harus terus melanjutkan ibadahmu dan dasarkan ibadahmu karena Allah”
“iyah ka, makasih atas semua bimbingannya selama ini. Kakak tidak akan berhentikan membimbing Kheisya dekat sama Allah ?”
“Insya Allah tidak selama kamu masih mau belajar. Yuk, sama-sama kita belajar untuk mendekatkan diri pada Allah”
“iyah ka”putusku mengilangkan rasa kekecewaan.

Rasa itu kini makin lama menghilang. Sekarang aku harus belajar untuk melupakan impian perasaan itu, belajar untuk jadi jiwa yang tegar, belajar untuk bisa menjadi lebih baik, dan tentu belajar untuk lebih dekat mencintai Allah.

-Selesai- Semoga bisa memberi manfaat.. bahwasanya jatuh cinta itu mempunyai sebuah manfaat dan bisa dimanfaatkan.. Jangan takut untuk Jatuh Cinta..

Tuesday 29 October 2013

Lirick Lagu Without Word ost A.N Jell dan terjemahan Indo

Ini Nich Lirik lagu paling Menyentuh di Film AN Jell

langsung aja kita Simak
check this sound

Hajimalgul geuraessuh
Mo reunchuk haebuhligul
Anbo ee neun guetchorom
Bohl soo obneun gotchorom nol ah yeh
Bo jee mal gul geuraetnah bwa

Domangchil gol geuraessuh
Motdeuleun chog geurolgol
Deut ji do mot ha neun chog
Deuleun suobneun gotchorom ah yeh
Nae sarang deut ji ahneul gol

Chorus

Maldo obshi sarangeul algae hago
Maldo obshi sarangeul naegae jugo
Sumgeol hana jo cha nol dam gaehae no kho Ee
rokhae do mang ga ni ka

Maldo obshi sarang ee nareul ddona
Maldo obshi sarangee na reul bo ryeo
Museun maleun halji damun eebi
Hon ja so nollan gotgata

Maldo obshi wa so
Wae ee rokhae appeunji
Wae ja ku man appeunji
Nol bolsu obdaneun go Naega obdaneun go mal go Mo du yaejon goa tokkateun gon dae

Chorus

Maldo obshi nunmulri heullo naeryeo
Maldo obshi gaseummi mu no jyeo ga
Maldo obneun sarangeul gidarigo
Maldo obneun sarangeul apahago
Nok shi nagoboryeo
Baboga dwe boryeo
Haneulman bogo oo nikka

Maldo obshi ee byeol ee nareul chaja
Maldo obshi ee byeol ee nae gae wa so
Chunbi domothago noreul bonaeyahaneun
Nae mami nollan gotgata

Maldo obshi wa so
Maldo obshi watt daga
Maldo obshi ddonaneun
Jinagan yeol byeong chorom
Jamshi apeun myeon dwenabwa jakku
Hyeong tto man namgae twe nikka


Nah kalo yang ini udah Rori Translate




Seharusnya aku melakukan itu
Seharusnya aku mengabaikannya
seperti sesuatu yang saya tidak bisa melihat
Seharusnya aku tidak melihat Anda sama sekali
Seharusnya aku lari

Aku hould telah bertindak seperti saya tidak mendengarnya
seperti sesuatu yang tidak bisa mendengar.

Seharusnya aku tidak mendengarkan cinta sama sekali

Tanpa kata,
Anda membiarkan saya tahu cinta
Tanpa kata,
kau memberiku cinta

Kau membuatku bahkan menahan nafas Anda,
tetapi Anda melarikan diri seperti ini

Tanpa sepatah kata, cinta daun saya
Tanpa sepatah kata, cinta melemparkan pergi
apa yang harus saya katakan selanjutnya?

bibir ditutup saya terkejut sendiri
datang tanpa ada kata
Mengapa sakit sekali?
Mengapa sakit terus menerus?
Kecuali kenyataan bahwa saya tidak dapat melihat Anda lagi
Dan bahwa Anda tidak di sini lagi
Jika tidak, itu sama seperti sebelumnya.

Tanpa kata,
Anda membiarkan saya tahu cinta
Tanpa kata,
kau memberiku cinta

Kau membuatku bahkan menahan nafas Anda,
tetapi Anda melarikan diri seperti ini

Tanpa sepatah kata, cinta daun saya
Tanpa sepatah kata, cinta melemparkan pergi

Apa yang harus saya katakan selanjutnya?

bibir ditutup saya terkejut sendiri
Tanpa kata, air mata jatuh
Tanpa sepatah kata, menghancurkan hatiku bawah.
Tanpa kata, saya menunggu untuk cinta
Tanpa sepatah kata, cinta menyakitkan bagiku
Aku dikategorikan keluar.

Saya menjadi bodoh
karena saya menangis melihat langit

Tanpa sepatah kata, firewell menemukan saya
Tanpa kata, akhirnya datang padaku
Saya pikir hatiku terkejut mengusirmu tanpa preperations Itu datang
tanpa sepatah kata pun.

Tanpa sepatah kata, ia datang dan daun
Seperti demam sebelum
Mungkin perlu saya lakukan adalah bertahan
sakit untuk sementara
Karena pada akhirnya,
hanya bekas luka yang tersisa.

jangan lupa tinggalkan jejak yach para Calon Boybandhehehehe

Wednesday 23 October 2013

Monday 21 October 2013

BBM untuk ANDROID resmi di luncurkan

Hore.... TabletKu sudah bisa di isi BBM

Setelah tertunda tepat satu bulan, aplikasi BlackBerry Messenger (BBM) untuk Android akhirnya resmi tersedia di Google Play Store pada Selasa (22/10/2013).

Jika ingin mencarinya sendiri di Google Play Store, cukup masukkan kata kunci "BBM" di kotak pencarian.
Akan muncul beberapa aplikasi yang tampak mirip seperti aplikasi BBM untuk Android yang sesungguhnya atau "gadungan".

Jangan asal memilih karena hanya ada satu aplikasi BBM untuk Android yang asli atau resmi.

Ciri-ciri aplikasi BBM untuk Android tersebut adalah memiliki nama "BBM" dan dikembangkan oleh "BlackBerry Limited".


File instalasinya adalah sebesar sekitar 13 MB atau tepatnya 12,67 MB dengan nomor versi 1.0.0.70.

Agar tak salah mengunduh, Kompas Tekno menyarankan Anda untuk langsung mengunjungi tautan berikut ini, https://play.google.com/store/apps/details?id=com.bbm.

Namun, meski sudah bisa diunduh dan di-install, BBM untuk Android baru bisa digunakan oleh pengguna yang telah mendaftarkan diri sebelumnya di BBM.com.

Pengguna yang belum terdaftar harus antre menanti giliran.
Agar terdaftar dalam antrean, pengguna wajib memasukkan alamat e-mail-nya di tampilan awal aplikasi BBM yang sudah ter- install di perangkat masing-masing.
BBM untuk Android ini bisa diunduh secara gratis.

Satu-satunya biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna Android dan iPhone untuk menggunakan layanan BBM adalah paket berlangganan data dari operator seluler. Paket data ini tak berbeda dengan paket yang biasa digunakan di ponsel Android atau iPhone untuk mengakses internet. Jadi, tak perlu berlangganan paket data khusus BlackBerry atau BlackBerry Internet Services (BIS).

Selain dari tautan di atas, BlackBerry menyebutkan tautan aplikasi BBM juga dapat didapat dari situs resmi BlackBerry di www.bbm.com.

Aplikasi BBM bisa berjalan di perangkat Android merek apa pun asalkan telah menggunakan Android 4.0 ke atas (Ice Cream Sandwich dan Jelly Bean).

Pengguna Android dapat memanfaatkan BBM untuk mengirim pesan teks, foto, voice note, serta membuat grup diskusi berisi 30 kontak.

Tuesday 15 October 2013

Renungan Untuk-Mu Ukhty

KISAH PALING SEDIH


Mohon dibaca meskipun panjang,,,,,,
Ambil hikmahnya,,,,,


Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami.
Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya.
Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.
Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain.
Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun.

Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku.
Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil.

Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya.


Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua ke inginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.


Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan.

Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah.

Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu.

Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak.

Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut.
Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya.
Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku.
Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian.

Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami.

Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah.
Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar.

Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara.
Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak.

“Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali.

Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon.

Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku.
Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi.
Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai.

Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon.
Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.

Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri,

“selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.

Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian.

Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih.
Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.
Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit.
Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku.
Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat.
Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku.
Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu.

Suamiku telah tiada.

Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya.

Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock.

Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku.
Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu.


Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas.
Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama.

Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami.

Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat.

Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku.

Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja.

Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis.

Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara. Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya.
Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan.
Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan.

Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai.

Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental.
Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya.
Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri.
Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja.
Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah.
Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.


Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun.

Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku.

Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya.
Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong.
Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan.

Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu.
Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang.

Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku.

Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.
Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali.
Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa.
Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana.
Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus.
Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote.

Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada.
Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu.
Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku.
Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas.
Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna.

Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak.
Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi.
Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku.
Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa.

Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini.

Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga.
Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga.

Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali.
Semuanya selalu diatur oleh dia. Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian.
Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

/Istriku Liliana tersayang,/ /Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri.
Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi.
Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
/ /Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya.
Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja.
Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti.
Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi.
Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak.
Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
/ /Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini.
Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi- mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini.
Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
/ /Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu.
Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!/

Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya.
Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya.
Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku.
Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak- anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.
Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang.

Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?” Aku merangkulnya sambil berkata
“Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.” Putriku menatapku,

“seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?” Aku menggeleng,

“bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.” Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku.
Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya.

Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.


:(

Sunday 13 October 2013

Arti Cinta Karena Allah

Hari ini begitu indah, mungkin karena cuaca atau memang ada sesuatu yang mempengaruhi sehingga hari ini begitu indah.
Sepoy anginya pagi ini dan pancaran mentari pagi entah kenapa begitu berbeda terasa sekali anugrah Tuhan bahwasanya begitu besar. Ah, memang benar apa kata Om Mario jika kebahagiaan itu datangnya dari hati. Tidak mengerti bagaimana caranya mengungkapkan kebahagiaan hari ini, ada harapan dan mimpi yang selama ini aku tunggu akan datang, dan kebahagiaan itu akan menghampiriku.

Bagaimana tidak, aku akan bertemu dengan orang yang aku sayangi selama ini. Hari ini adalah hari yang aku harapkan dari dulu.
Memang aku mencintainya lebih dulu namun aku tidak pernah mengungkapkan ataupun sekedar menunjukan, teringat kata guru agamaku bahwa orang yang memendam cintanya karena Allah sampai meninggal itu juga termasuk mati syahid.

Walaupun cinta di hati ini tidak akan sampai membuatku meninggal karena memendamnya, setidaknya ada tekanan untuk tidak mengatakannya, gengsi mungkin, atau apalah namanya saya lebih baik bersembunyi darinya dari pada harus merasakan getaran-getaran di dada yang membuat diriku jadi aneh, jadi salting, jadi tidak karuan lah pokonya.

Pernah suatu hari dia bertanya pada temanku apakah aku membencinya karena selalu menghindar darinya bahkan pernah suatu ketika dia membentaku karena mungkin berkali-kali dia menyapaku namun tidak aku pedulikan, candaannyapun tidak prnah aku hiraukan.
Aku tidak mengerti kenapa seperti itu padahal di dalam kamar terasa sekali hatiku berbunga-bunga setelah ia menyapaku.
Aku janji pada diri sendiri akan merubah sikap, setidaknya BIASA tapi sayang dia malah tidak pernah menyapaku lagi.
Menyesal sekali rasanya. Mengingat masa-masa itu terasa lucu sekali, betapa culunnya aku pada waktu itu, padahal aku sudah menduduki bangku SMA, memang rasa itu datang semenjak aku masih duduk di bangku SMP entah dari kelas berapa yang pasti dia seorang laki-laki yang aku kagumi, dan benih-benih itu datang dari rasa kagumku kepadanya orang yang pintar, kreatif, punya keperibadian tersendiri, taat pada agama dan begitu mencintai orangtuanya terlebih ibunya.

Beberapa laki-laki datang padaku, mengatakan cinta dan meminta cintaku, tapi aku tidak pernah bisa karena DIA, karena cintaku padanya, dan karena hanya dia yang aku mau.
Cukup dia seorang.
Sekarang aku sudah mau jalan 1.5 tahun berpacaran dengannya, tapi kami tidak pernah bertemu karena sudah 5 Tahun ini dia bekerja di korea, semenjak aku kelas 3 SMA dan sekarang aku sudah mau WISUDA. Hmmmmmmm penantian yang cukup panjang bagiku.

Alasan ingin meningkatkan tarap hidup keluarganya dia rela meninggalkan negeri tercintannya dan meninggalkan aku selama itu,

“JAHAT kamu!!! tau gak aku tersiksa banget, ingin sekedar melihat kamupun sudah tidak bisa lagi”
, tapi aku bahagia karena kita sekarang bisa seperti ini, karena keaktifan dia nongol di dunia maya begitupun aku membuat kita dekat dan menghilangkan rasa nervousku yang sangat- sangat berlebihan.

Yang penting dia adalah pacar ku sekarang, dia sebentar lagi akan menjadi milik aku, menjadi imamku, 2 minggu lagi aku akan di hitbah olehnya,.
Kluarga ku dan keluargannya sudah saling mempersiapkan, untuk cincin biarlah nanti kita berdua yang memilihnya.
Semalam dia memberi tahuku sedang merapihkan barang, dia akan berangkat dari Busan (Korea Selatan) jam 7 pagi, prediksiku ia akan sampai di rumahnya jam 10 malam nanti itupun kalau perjalanannya lancar. Ma’lum lah TKI banyak ini- itunya.

“Tuhan 15 Jam lagi, dia sampai di sini dan aku akan melihat wajahnya, melihat dia yang sudah sekian lama aku inginkan dan aku rindukan. Hitungan bulan dia akan menjadi suamiku, aku akan menggelarkan sejadahku 1 saff di belakangnya dan aku amini panjatan do’a nya.
Ya Allah engkau maha pemurah, maha pengasih, engkau berikan apa yang selama ini aku harapkan”.
“Umi malam ini neng ga bisa ke situ besok pagi saja biar A’farhan bisa istirahat dulu” pesan singkat ku kirimkan pada calon mertuaku. Padahal sebenanya aku ingin menunggunya melihatnya turun dari mobil dan segera aku peluk seperti di film-film.

Hari ini tidak ada pesan darinya setelah semalam dia bilang sedang beres-beres, dan segera aku menyuruhnya tidur agar kesehatannya fit pada saat perjalanan nanti. Aku menunggu pesan dari umi saja nanti malam, kegiatanku hari ini cukup padat aku di minta melatih pramuka SMP dan membantu Staff TU di sekolah jika waktuku sedang kosong.

Memang sekarang kuliahku sudah tidak begitu memakan waktu, tinggal menunggu wisuda saja. Malam telah tiba namun tidak ada pesan atau telpon dari siapapun, umi, abah dan Sinta juga tidak ada pesannya, padahal kemarin-kemarin anak ini mengejeku terus, Sinta adiknya A’Farhan itu memang lucu, ia sedikit agresif tidak seperti aku dulu yang begitu culun, mudah sekali bagiku untuk dekat dengannya.
Pikirku mungkin malam ini mereka sibuk, sepertinya besok pagi baru memberitahuku. Jam 5, jam 6, jam 7, jam 8…
Aku menunggu kabar namun tidak seorangpun memberitahu apa mereka terlalu subuk dengan rasa kangen masing-masing sehingga tidak ada waktu menghubungiku, semua kegiatanku sudah beres tapi tidak ada kabar dari mereka juga, matahari sudah menapakan wujud dengan seluruhnya, ah mungkin ini sudah tidak terlalu pagi untuk menghubungi umi.

“halo asalamualaikum”
“waalaikumsalam neng”
“umi gimana apakah A’Farhan sudah datang?”
“justru itu neng Farhan sampai sekarang belum ada kabarnya, Rahmat sudah telpon ke nomernya dari semalam tetapi tidak aktif, apa mungkin pagi ini ya neng?” (Rahmat adalah anak pertama keluarga Farhan)
Astagfirulohaladzimm ada apa semoga tidak terjadi hal buruk pada kekasihku.
“hmm oh mungkin masih di perjalanan umi, biasa kalo mobil TKI suka ke sana ke sini dulu, sepertinya pagi ini mungkin umi kita tunggu saja”. Kataku menenagkan hati umi sembari menenangkan hatiku juga.
“ia mungkin neng, umi mohon do’a supaya Farhan bisa selamat sampai rumah” Tanpa umi minta aku selalu mendo’akannya karena seruan cinta dari hatiku yang membuatku selalu meminta Allah menjaganya.
“Ia umi kita sama-sama berdo’a agar A’farhan selamat sampai rumah, sekarang umi tenang saja dulu nanti siang neng ke rumah, A’Farhan tidak akan kenapa- kenapa ko umi, umi tenang saja” kataku menenangkan umi
walau dalam hatiku sudah tidak karuan.
“Ia neng Makasih, nanti ke sini ya neng”
“ia umi,nanti neng ke situ, neng tutup telponya ya mi, asalamualaikum”
“waalaikumsalam”

Siangnya aku ke rumah farhan, di rumah masih sepi, makanan yang semalam umi masak sepertinya sudah menjadi basi, siang, sore, hingga malam tiba tidak ada kabar dari siapapum. Kami semakin cemas aku tidak bisa membayangkan bagaimana bila hal buruk terjadi padanya. Malamnya aku putuskan untuk pulang ke rumah, dengan keadaan hampa dan rasa tidak karuan. Aku panjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa, meminta belas kasihan-Nya padaku.

Ku dirikan sholat Hajat dan ku lantunkan ayat-ayat Al’Quran, hanya ini yang bisa membuat aku lebih tenang. Pagi-pagi telponku berbunyi. Panggilan dari calon adik iparku Sinta
“asalamualaikum, Nta”
“waallaikumsalam… teh” balasnya dengan suara yang berbeda
“Nta kenapa? Nta nangis ada apa sayang. Kenapa” pikiranku langsung tertuju pada Farhan
“semalam ada telpon dari Rumah sakit cipto, pagi- pagi abah sama a’Rahmat pergi ke sana”
“Ya-Allah, mereka bilang apa Nta, siapa yang kecelakaan siapa yang ada di Rumah sakit?”.
“A’Farhan teh” Rasanya ada yang terjatuh dari dalam dadaku ke perut, kaki dan tanganku serasa lemas namun aku coba kuatkan.

“Teteh bisa ke sini, Umi dari tadi nangis terus Nta tidak bisa menenangkan”
“Ia Nta nanti Teteh ke situ” Rasa yang dulu masih malu-malu datang kerumahnya kini tidak lagi.
Menghadap presidenpun aku akan berani jika mencoba menyembunyikan Farhanku saat ini.

Melihat Umi seperti ini aku hanya bisa diam.
Kadang airmataku menetes saat mendengar keluhan umi, betapa ia ingin melihat anaknya, kami seolah tahu apa yang akan terjadi
bedanya umi mencurahkan dengan tangisannya sedangkan aku mencurahkan dengan diamku.

Hatiku seperti dimasukan ke dalam lemari es, dan kini telah membeku.
Aku coba menghubungi A’Rahmat tapi ia begitu menutupi apa yang terjadi, mereka hanya bilang sedang di jalan dan sebentar lagi datang. Tepat pukul 4 sore sebuah ambulan berhenti di depan rumah Farhan,

Dia.. abah dan A’Rahmat keluar dari dalam mobil dan seorang supir, mereka mengeluarkan seorang jenazah.

Jenazah orang yang aku sayangi.

Orang yang aku tunggu kedatangannya. Orang yang aku harapkan perhatiannya.

Saat melihatnya, hati yang tadi membeku seolah terjatuh dari tempatnya, sakit sekali rasanya.

Rasa sakitnya membuatku tidak mampu lagi berdiri, kepalaku begitu sakit dan pandanganku tiba-tiba saja menghilang.

Saat tersadar yang aku tau hanya ingin mengejarnya, namun aku tidak mampu bahkan untuk berdiri, “jangan sampai air matanya menetes pada jenazah” ujar salah seorang yang aku tidak tahu siapa.

Entah apa yang telah aku lakukan, ibu memegang tanganku begitu keras hingga sakit rasanya.

“mahhhh…” itu kata yang aku keluarkan dengan sadar.

“sabar Zahra sabar… kamu tidak boleh seperti ini, mungkin dia bukan jodoh kamu”
“zahra pengen liat dia mah, jangan halangin Zahra lagi, Zahra cape”
“ia sayang mamah gak akan halangin kamu lagi, tapi kamu harus sadar, ini takdir nak. Jangan sampai air matamu menyentuh zenajah kasian dia”
“kenapa dia jahat sama zahra mah”
“engga sayang dia gak jahat”
“dia bilang, dia akan selelu menemani Zahra kemanapun zahra pergi, akan menyayangi Zahra sepenuh hatinya, dia akan menjaga Zahra, tapi dia bohong mah. Dia bohong…”
Ucapanku sambil terus-terus menangis. Panjang lebar ibuku menjelaskan tetapi yang bisa ku simak hanya satu kalimat yaitu “jodoh, rizki, usia itu ada di tangan Tuhan”

. Entah jam berapa aku tidak tahu, aku coba beranikan diri untuk melihat jenazahnya.

Ku coba sibak sedikit kain kafan yang menghalangi wajahnya, wajahnya putih dengan kapas di hidung dan telinganya, ku coba sentuh lembut pipinya, Inilah jasad yang aku cintai sekarang sudah tidak bernyawa lagi.

Aku selalu membayangkan menyentuhnya lembut tapi tidak seperti ini, ia akan segera dimakamkan dan aku tidak akan pernah melihatnya lagi, aku belum pernah sedikitpun bersentuhan dengannya dan aku tidak pernah melihat wajahnya sedekat ini.

Merasakan semuanya seperti ini terasa sangat sakit sekali. Aku coba tegar menghadapi kenyataan meski sesungguhnya tak mampu, bagaimana aku bisa mimpi yang sudah di depan mata kini menjauh dan hilang untuk selamanya.

Cinta di hatiku membuatku merasa sakit yang teramat dalam, kenapa Allah mengujiku seperti ini. Menumbuhkan rasa cinta yang teramat dalam memperlihatkan mimpi-mimpi itu dan mengambilnya begitu saja.


Selanjutnya aku melalui hari-hariku yang amat sangat hampa, aku tidak peduli lagi dengan kegiatanku, aku tidak peka lagi terhadap lingkunganku, namun aku masih sadar aku tidak gila, tapi hidup ini begitu hampa, makanan apapun yang aku makan tidak menjadi tenaga dalam tubuhku, akibatnya aku sering sakit sakitan.

Tubuhku semakin melemah aku sudah 1 minggu di Rumah Sakit, tepat 2 minggu setelah kepergian Farhan,

“seharusnya hari ini hari pertuangan kami”, membayangkannya membuatku semakin terpuruk. Aku pikir aku akan segera meninggal, mungkin cara ini yang Allah takdirkan untuku mempertemukan aku dengan Farhan di surga.

Tetapi aku begitu BODOH sudah seminggu aku tidak mengerjakan kewajibanku sebagai seorang muslim, mungkin karena murkaku karena Allah, sungguh aku sangat berdosa sekali. Sudah hampir 2 minggu aku di rumah sakit.

Dokter, Ustadz, Tabib tidak bisa menyembuhkan penyakitku hingga pada suatu hari teman kuliahku datang, dia adalah Fatimah sahabat yang selalu menemaniku.
Saat melihatnya aku bisa coba tersenyum, dengan lemah lembut tutur katanya membuatku bisa mengungkapkan apa yang menjadi bebanku saat itu, memang jika bercerita padanya aku selalu merasa mendapatkan ketenangan.

Namun baru kali ini dia begitu marah… “plakkkk… Pipiku dia tampar dengan begitu kerasnya”
“kenapa? Apa aku salah, Allah telah mempermainkanku, aku tidak pernah meminta mencintainya aku tidak pernah” kataku dengan nada tinggi.
“kamu pikir kamu pernah meminta untuk dihidupkan di dunia ini, atau kamu pernah meminta di ciptakan dengan keadaan sempurna, apa kamu pernah” dengan nada suara yang lebih tinggi dariku.
“jika kamu tidak menerima semua ini kenapa kamu tidak mati saja, agar kamu kekal di NERAKA”

Kata NERAKA itu seolah menjadi cambuk dari petir yang menyentuh hatiku, aku begitu tesentak dengan ucapannya, belum aku membalas namun dia sudah mencercaku dengan kata yang begitu menakutkan.

“kau ini tidak tahu diri, bagaimana kamu bisa melakukan semua ini, kamu lihat dia orang yang melahirkan kamu apa kamu tidak pikirkan betapa sakitnya dia melihatmu seperti ini. Kamu pikir cinta kamu kepada farhan lebih besar dari pada cinta ibu kamu kepadamu, kamu itu bodoh Zahra, kamu bodoh sekali, bagaimana kamu bisa mencintai manusia melebihi cintamu pada Tuhan-Mu,
memangnya siapa yang menciptakan hatimu ini SIAPA?”

“AKU TIDAK PERNAH MEMINTA MENCINTAINYA AKU TIDAK PERNAH”
“Pikiran kamu sempit Zahra, apa kamu pikir akan bisa hidup bahagia dengan Romeomu itu di neraka?, apa kamu bisa. Kamu siapa bisa semurka itu kepada Tuhanmu? Sadar Zahra ini hanya cobaan apa kamu tidak ingat ayat al’quran surat Al-Ankabuut Ayat 2&3 Kamu lupa Zahra?”
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan “kami telah beriman”, sedang mereka tidak di uji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”.

Surat Al- Ankabuut ayat 2&3 terlintas di benaku, menyimpulkan berarti akulah salah satunya orang yang dusta itu.

“Kamu dibunuh oleh mimpi-mimpimu itu, kamu membiarkan cintamu pada manusia itu tanpa kamu kendalikan padahal kamu berdosa karena telah mencitai dia melebihi cintamu kepada Tuhanmu, kamu biarkan mimpi-mimpi itu tumbuh, kamu terlalu berharap dan kamu lupa haluan, kamu pikir Allah yang memberi cinta sebesar itu dihatimu, kamu pikir Allah yang menumbuhkan mimpi- mimpimu itu, tidak Zahra, kamu sedang di coba kamu seharusnya bisa mengendalikan.”
“kamu tahu ini?” telapak tangan kanannya dibentangkan tepat di depan daguku.
“ini adalah napas yang akan diperhitungkan di akhirat nanti, kamu lihat orang-orang sakit di rumah sakit ini mengharapkan kesehatan tapi kamu malah menolak kesehatan itu, tanpa kamu sadari kamu telah membuang waktumu dengan kesedihan itu.
Untuk apa mimpimu Zahra? Untuk apa? Allah sudah menciptakan Kamu dengan kehidupan yang begitu indah, belum tentu dia Ikhwan yang baik bagimu, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal dia amat baik untukmu Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk untukmu
Allah maha mengetahui sementara kamu tidak mengetahui” (Al-Baqoroh ayat 216)

Kata-kata Fatimah seolah terpatri jelas di benaku, benar aku sangat.. sangat.. BODOH sekali bisa berdiri di tempat keterpurukan ini. Aku sudah salah berpikir dan aku sudah salah haluan, aku sudah sangat berdosa sekali.

Aku sangat malu… malu sekali kepada Allah malu atas perbuatanku, malu atas murkaku yang sangat tidak layak. Aku melihat ke arah Fatimah, melihat matanya yang sedang mengeluarkan air mata, aku tidak tahu lagi apa yang dia bicarakan, kata-katanya tadi cukup menjadi cambuk peringatan untuku, aku hanya bisa menangis, aku hanya menangis dan aku terus menangis air mata terus menetes membasahi jilbabku.

“Ya Allah maafkan Aku” ujarku sambil memeluk lututku yang tertekuk di asas kasur membaringan rumah sakit. Fatimah dan Ibu memeluku mereka ikut menangis.

“Allahumma arinal haq-qa haq-qa, war zuqnat tiba’a, wa arinal bathila bathila war zuqnat tinaba,
“Ya Allah, tunjukkan kepodaku yang benar itu benar dan berilah kami kemampuan mengikutinya, don tunjukkan kepadaku yang bathil itu bathil, dan berilah kami kemampuan menjauhinya.”

rintihan do’aku kepada Allah SWT.

Aku mulai membalikan semuanya, membalikan haluan yang sudah terlanjur salah, berputar ke jalan yang benar.
Semoga Allah mengampuni semua dosa- dosaku. Aku mulai sedikit peka lagi terhadap lingkunganku, aku tidak akan lagi menyia-nyiakan kebahagiaan yang telah Allah berikan kepadaku, kesehatanku berangsur-angsung membaik, kulit wajahku terlihat lebih bercahaya, tulang-tulangku tidak begitu Nampak lagi menandakan ada tambahan daging yang menutupi.

Tidak banyak yang bisa aku lakukan, bagaimanapun perasaan ini masih ada untuk Farhan, tapi aku tidak memikirkan kesedihan itu karena terlalu banyak kebahagiaan yang aku miliki, bagaimana aku bisa bersedih sementara mentari pagi ini begitu ceria memberikan sinarnya untuk aku nikmati.

Selanjutnya aku memutuskan untuk hijrah ke Yogyakarta, belajar di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dengan mengambil jurusan Aqidah dan Filsafat.
Aku ingin mencintai Allah dengan sepenuh isi hatiku, seluruh jiwa dan Ragaku.



Cerpen Karangan: Neni Indriani

Saturday 12 October 2013

(cerpen) Jalan Cinta Allah

CERPEN JALAN CINTA-NYA

"Umi itu ingin kamu segera menikah na, kamu kan tau umi ini sudah sering sakit-sakitan.. umi ingin sepeninggalannya umi nanti kamu sudah ada yang menjaga dan membimbingmu.”

Kata-kata itulah yang selalu terngiang-ngiang ditelinga Nina, uminya menginginkan dirinya untuk segera menikah, memang di usianya yang sudah menginjak 24 tahun itu sudah saatnya dia untuk menyempurnakan separuh agamanya itu, apalagi dia itu adalah anak satu-satunya. Ayahnya telah meninggal dua tahun yang lalu jatuh dari tangga ketika bekerja sebagai seorang tukang bangunan. Dan ibunya kini sering sakit-sakitan, uminya khawatir jika Allah memanggilnya nanti siapa yang akan menjaga putri semata wayangnya itu. Gadis bermata jeli itu selalu menangis disetiap selesai melaksanakan shalat tahajud.

Permintaan uminya terlalu memojokannya disaat dia sedang fokus pada kuliahnya yang tinggal 2 tahun lagi tapi ibunya memintanya untuk segera menikah. Rencananya ia akan menikah setelah menyelesaikan kuliahnya. Tapi permintaan ibunya itu bukan main-main, bagaimanapun ia harus taat pada ibunya. Ditambah lagi ibunya sering sakit-sakitan. Di kampus Nina menceritakan apa yang kini tengah di alaminya pada sahabat karibnya.

Ririn mendengarkan mendengarkan curhatan Nina dengan penuh haru, ia ingin sekali membantu sahabat karibnya itu namun ia juga bingung harus bagaimana. Ia sesekali mengusap air mata yang keluar dari matanya Nina, ia merasa begitu kasihan sampai-sampai Ririn pun terbawa ikut menangis.

“mmmm aku mau tanya, kalau misalkan ada ikhwan yang datang mengkhitbahmu gimana na, apakah kamu mau” tanya Ririn mencoba untuk memberikan saran.

“aku masih bingung rin, aku gak tau aku harus gimana” ucap Nina yang masih belum bisa memutuskan permasalahannya.

“ya kalau menurut aku seandainya ada ikhwan yang mengajak untuk serius sama kamu, aku rasa gak ada salahnya untuk kamu menerimanya, memang nikah itu tak semudah yang kita bayangkan.. namun apa salahnya jika kau menuruti umimu itu, mungkin Allah punya rencana lain dibalik semua ini” jelas Ririm mencoba untuk meyakinkan Nina.

“ya makasih atas sarannya na, aku akan coba istikharah dulu”

“nah itu lebih bagus… minta sama Allah semoga Allah menunjukan jalan yang terbaik untukmu na, di jalan cinta-Nya”

***

Setelah selesai shalat Nina pun bergegas untuk tidur ia berharap semoga Allah memberikan petunjuk jalan keluar atas permasalahannya dalam mimpi.
Kebimbangannya selama ini adalah untuk memilih yang terbaik apakah melanjutkan kuliahnya atau menikah. Karena jika sudah menikah sambil kuliah pastinya repot apalagi jika sudah mempunyai anak.
Belum sempat ia memejamkan matanya tiba-tiba ada bunyi sms masuk di handphone nya. Dia penasaran

“siapa yang sms malam-malam gini gak biasanya”, lirihnya dalam hati. Setelah diambilnya handphone dari meja belajarnya ternyata sms itu dari Akhi Khaerul orang yang dia kenal ketika sedang mencari kitab Al-Aqidah Ath-Thahawiyah nya Abu Ja’far At- Thahawi di sebuah toko buku disamping kampus kebetulan kitab itu cuma ada satu dan Khaerul lebih dulu mendapatkannya. Namun dengan senang hati ia menawarkan untuk meminjamkannya pada Nina, karena Nina juga sama-sama sedang membutuhkan kitab itu.
“ass… afwan ukhty jika sms ana mengganggu istirahat ukhty, ana hanya ingin mengatakan sesuatu pada ukhty yg tentunya mungkin gak penting bagi ukhty, tapi bagi ana ini penting.. setelah ana mengenal ukhty dari perkenalan kita, maupun dari teman-teman yang kenal dekat dengan ukhty, ana yakin ukhty adalah akhwat yang shalihah. Maka dari itu ana ingin mengajak ukhty untuk menyempurnakan separuh agama ana bersama ukhty, apakah ukhty bersedia?, ana tunggu jawabannya… syukron”.

Seketika wajah Nina memerah setelah membaca sms dari ikhwan yang dikenal sangat pendiam itu, ia tidak percaya apa yang telah dikatakan oleh Khaerul lewat sms nya itu. Apakah ia serius atau tidak….
sebelum membalas sms itu ia shalat istikharah lagi terlebih dahulu, karena mungkin ini petunjuk dari Allah, hanya sekedar meneguhkan hatinya saja dia bangkit dan langsung melaksanakan shalat istikaharah.

Tepat jam sebelas malam setelah selesai dalam melaksanakan shalat istikharahnya dia baru yakin akan jawabannya yang akan diberikan untuk Khaerul, dengan mengucapkan basmallah dia membalas sms itu dan menyatakan bahwa dia bersedia.

***


Lagi-lagi uminya menanyakan hal yang sama pada dirinya, namun kali ini ia punya jawabannya, yang pasti akan menyenangkan hati uminya

. Dia menceritakan tentang Khaerul yang menyatakan cintanya pada Nina yang kini mereka berdua tengah menjalani taaruf. “umi senang jika kamu sudah punya calon pendamping, lantas kapan Si erul akan datang melamarmu na?”
tanya uminya.

“Khaerul umi bukan erul” Perotes Nina.

“iya khaerul, lha wong Cuma beda dikit aja ko” “iya deh terserah umi aja… dia bilang sebulan lagi umi setelah dia selesai mengajukan proposal untuk skripsinya”.

“oh ya udah asalkan jangan lama-lama aja, siapapun orangnya semoga dia bisa menjadi pemimpin yang baik dan mampu membimbingmu na”
“iya umi, aamiin insya Allah…” Setelah uminya tahu bahwa ia sudah punya calon pendamping, uminya sedikit lega, ia tidak begitu khawatir jika kelak Allah memanggilnya. Begitupun dengan Nina, ia sudah bisa bernafas lega sekarang, karena sudah menuruti kemauan uminya itu, tinggal sekarang semua keputusannya sepenuhnya ada pada Khaerul. Ia percaya bahwa Khaerul adalah ikhwan yang baik, shaleh dan bertanggung jawab. Yang paling membuat Nina bahagia adalah setelah menikah Khaerul mengizinkannya untuk melanjutkan kuliahnya itu. Ternyata Inilah jalan cinta Allah untuknya.

Cerpen Karangan: Yusuf Al H.



Subhanallah

Kata Kata Vicky Prasetyo

Assalamu'alaikum... :)

oke guys sekarang kita flashback kata kata mas Vicky Prasetyo

“Di usiaku ini, twenty nine my age, aku masih merindukan apresiasi, karena basically aku senang musik, walaupun kontroversi hati aku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran yang kita pilih ya.”
“Kita belajar, apa ya, harmonisisasi dari hal terkecil sampai terbesar. Aku pikir kita enggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan kudeta apa yang kita menjadi keinginan.”
“Dengan adanya hubungan ini, bukan mempertakut, bukan mempersuram statusisasi kemakmuran keluarga dia, tapi menjadi confident.
Tapi, kita harus bisa mensiasati kecerdasan itu untuk labil ekonomi kita tetap lebih baik dan aku sangat bangga…”


Oke dan sekarang siapa dari anda bisa menerjemahkan dalam bahasa Indonesia silahkan.hehehehe :)


Kuis Ini Berhadiah rp1,000,000 untuk 2 pemenang

Friday 11 October 2013

Panyesalan Orang Kafir Disaat Kematian Menjemput

Selamat Siang saudaraku
kali ini Aye akan Posting tentang PENYESALAN ORANG KAFIR DI SAAT KEMATIAN

` Janganlah seseorang menolak keimanan dan menyepelekan amal sholih, karena suatu saat pasti dia akan menyesal. Alloh Ta’ala berfirman:

ﻲِّﻠَﻌَﻟ {99} ِﻥﻮُﻌِﺟْﺭﺍ ِّﺏَﺭ َﻝﺎَﻗ َﺕْﻮَﻤْﻟﺍ ُﻢُﻫَﺪَﺣَﺃ َﺀﺂَﺟ ﺍَﺫِﺇ ﻰَّﺘَﺣ ﻦِﻣَﻭ ﺎَﻬُﻠِﺋﺂَﻗ َﻮُﻫ ٌﺔَﻤِﻠَﻛ ﺎَﻬَّﻧِﺇ ﻶَﻛ ُﺖْﻛَﺮَﺗ ﺎَﻤﻴِﻓ ﺎًﺤِﻟﺎَﺻ ُﻞَﻤْﻋَﺃ َﻥﻮُﺜَﻌْﺒُﻳ ِﻡْﻮَﻳ ﻰَﻟِﺇ ٌﺥَﺯْﺮَﺑ ﻢِﻬِﺋﺁَﺭَﻭ

(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:”Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan. (QS. 23: 99-100)

Ya Allah jadikanlah hamba ini orang yang senantiasa Beriman kepadamu.
dan matikanlah Kami dalam keadaan Khusnul Khotimah.

Amin.....

Beberapa Hal Yang Tidak Diketahui Anak Tentang Ayah

Beberapa hal Yang tidak Diketahui Anak Tentang Ayahnya ,,

1. Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun, dan selalu membutuhkan kehadirannya.

2. Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

3. Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

4. Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak- anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. kkarena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.

5. Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil (mengandungmu), tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

6. Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskannya.

7. Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

8. Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

9. Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.

10. Ayah benar-benar senang membantu seseorang, tapi ia sukar meminta bantuan.

11. Ayah di dapur. Membuat dan memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan- persamaan rumit itu. Dan hasilnya?... .mmmmhhh..."tidak terlalu mengecewakan" ^_~

12. Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.

13. Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu.

14. Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya.

15. Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

16. Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

17. Ayah percaya orang harus tepat waktu. Karena itu dia selalu lebih awal menunggumu.

18. Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan.

19. Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara.

20. Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar uang sekolahmu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah memikirkannya, bagaimana ia mendapatkannya.

21. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu.

22. Ayah akan berkata, "Tanyakan saja pada ibumu," ketika ia ingin berkata, "Tidak"

. 23. Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin.

24. Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepergok menghisap rokok dikamar mandi.

25. Ayah mengatakan, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan.

26. Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu hal yang baik persis seperti caranya.

27. Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri.

28. Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.

29. Ayah tidak suka meneteskan air mata. Ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis).

30. Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu...ketika kau mimpi akan dibunuh monster...

31. Tapi, ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.

32. Ayah pernah berkata, "Kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkualitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu, jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya"

33. Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan, "Jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu, berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu".

34. Dan untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan, "Jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak. Laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu"

35. Ayah bersikeras, bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu.

36. Ayah bisa membuatmu percaya diri, karena ia percaya padamu.

37. Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik

ILOVE AYAH

Thursday 10 October 2013

Salah Satu Keajaiban Kata INDONESIA

Selamat Malam Buat para pemirsa,hehehe
Kali ini saya mau posting tentang salah satu keajaiban dari sejuta keajaiban dari kata INDONESIA

Pernahkah Anda Menghitung Angka Dari Kata "INDONESIA", mari kita hitung:
I : 9
N : 14
D : 4
O : 15
N : 14
E : 5
S : 19
I : 9
A : 1

dari semua angka, yang muncul hanya angka "1 9 4 5", tentu ini bukan kebetulan,
Nah coba kita jumlahkan semua angka dari kata "INDONESIA", Jumlahnya "90", dalam Al Quran, Surat ke 90 adalah Surat Al-Balad yang artinya "NEGERI". Tentu ini bukan suatu kebetulan juga....




katakan

Subhanallah...

Wednesday 9 October 2013

Cara Mengatasi / Menghilangkan Kasus Korupsi Di INDONESIA

Kali ini saya mau posting tentang

Cara Menghilangkan Kasus Korupsi Di INDONESIA

Seperti yang Kita ketahui Bahwa Di Indonesia Sangat Marak mengenai Kasus yang satu ini
dari Tukan Tambal Ban, Tukan Kebun, Tukang Gali kubur, Sampai

AKIL MOCHTAR

Ketua MAHKAMA KONSTITUSI Melakukan hal Kejih Seperti ini

Mengapa saya katakan hal keji...
Karna sudah jelas Korupsi Menyengsarakan rakyat kecil seperti saya!!!

Dan Mungkin Bapak

SUKARNO & HATTA

pun akan menangis jika saat ini mereka hidup dan Melihat Kebejatan Pemerintahan INDONESIA yang seperti Ini.

Satu Satunya Cara yang Mungkin bisa Menghilangkan Korupsi Adalah dengan cara MEMBUAT UNDANG UNDANG BARU TENTANG KASUS KORUPSI DAN MEMBERI HUKUMAN MATI PADA PELAKU KORUPSI

saya Harap ada pihak dari Pemerintahan yang Membaca Postingan saya ini.
Karna

KAMI PUTERA PUTERI INDONESIA MENYATAKAN SUDAH BOSAN, GERAH DAN MUAK ATAS SEGALA KASUS KASUS KORUPSI DI INDONESIA

Wassalamu'alaikum wr wb

Tuesday 8 October 2013

7 Fadhilah Keutamaan Berkurban

Selamat siang buat agan agan dimanapun berada
Postingan kali ini

Mas Rori

akan membahas tentang Fadhilah Berkurban!
karna kita tau seminggu lagi udah waktunya untuk Mengkorbankan sesuatu yang kita sayang Alias Hari Raya Kurban!!!

Nah... Sebelum Kita berkurban, hendaknya kita tau Beberapa Fadhilah Berkurban di Hari Idul Adha

Inilah 7 keutamaan berkurban

1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban

Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu- bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]

2. Berkurban adalah ciri keislaman

seseorang Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]

3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]

4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa

“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]

5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.” “Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162] Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”

6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang- orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]

7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

Nah gimana agan agan???
apa tambah bulat niat untuk kurban??? Pastinya donk!!!

Cara Dasar Membuat Postingan MWB

favicon.ico

Oke guys..... Sekarang kita pelajari cara Menata Paragraf di Postingan MWB melalui HP!

-yang Pertama adalah Alenia baru
Contoh:
Kami Bangsa Indonesia Dengan Ini Menyatakan Bahwa.

Menjadi

Kami Bangsa Indonesia
Dengan ini Menyatakan Bahwa

Nah... Cau kan???
Caranya di kasih tanda < br>

-yang kedua adalah Paragraf

sebenarnya sama aja!!!
cuman kalau paragraf Kodenya < p>

-yang ketiga adalah untuk gaya font

Contoh:
[ b]teks tebal[ /b]
Menjadi
teks tebal

[ s]teks coret[ /s]
Menjadi
teks coret

Nah kalau teks gari bawah kodenya [ u]teks[ /u]

Nah kalau da yang mau share link caranya

[ url]link[ /url]
Contoh:
[ url]facebook.com/rori.uzumaki[ /url]
Menjadi
facebook.com/rori.uzumaki

bararangkali ada yang mau Nambahin silahkan!!

Tinggalkan coment sebelum keluar!!!

Monday 7 October 2013

Contoh Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Achmad Asrori
Jenis Kelamin :Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Gresik, 06 maret 1992
Kewarganegaraan : Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tinggi, berat badan :165 cm, 60 kg
Agama : Islam
Alamat lengkap :Rt015,Rw003 Wonokerto Dukun Gresik
Nomor Hp : 085-777-529-200
Email :rori_suzudinata@yahoo.co.id

Pendidikan Formal

1999 - 2004 : Madrasah Ibtidaiyah YPP MU Wonokerto
2004 - 2007 : Madrasah Tsanawiyah YPP MU Wonokerto
2007 - 2010 : Madrasah Aliyah YPP MU Wonokerto

Pengalaman kerja

-(Final Check) PT Putera Rakcindo Sejahtera : Februari 2013-Juni 2013

Hormat saya
[Achmad Asrori]

jangan lupa tinggalkan coment yach!!!![/]

Cara mengubah Nama Facebook sepuasnya

Langsung saja gan.

biasanya kalau kita mengganti Nama Dengan cara yang biasa dan sudah di lakukan sampai 4x.

Maka akan ada peringatan "sudah mencapai batas maksimal".

Nah.... Caranya adalah Ganti Dulu Nama FB kamu dengan Nama yang pertama kali kamu membuat facebook...
Lalu masuk ke http://facebook.com/hacked

,.Okey selamat mencoba!!!!

Jangan lupa tinggalkan coment yach!!!!

About Achmad Asrori Suzudinata

Placeholder for About Me page of Achmad Asrori Suzudinata